Saturday, 5 September 2020

Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi COVID-19 Dan Peran LMS Dalam Perspektif Mahasiswa

 

Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19

Dan Peran LMS Dalam Perspektif Mahasiswa


Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) telah menjadi krisis global yang kini berdampak terhadap sektor-sektor penting kehidupan seperti sektor pariwisata, ekonomi dan pendidikan. Data terbaru yang dikutip dari laman resmi World Health Organization (WHO) pada 4 September 2020, tercatat total kasus berkisar 26.121.999 termasuk 864.618 kematian. Sebelumnya, Indonesia mengonfirmasi kasus pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 lalu. Sebagai bentuk kebijakan pemerintah dan dalam mementingkan kesehatan mahasiswa, guru, dan dosen sebagai penyelenggara utama proses pembelajaran, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Edaran No. 4 tahun 2020,  menetapkan sistim pembelajaran dilaksanakan secara daring dimulai sejak 17 Maret 2020. Akibatnya, proses pembelajaran yang pada umumnya dilaksanakan didalam kelas melalui prosedur kegiatan seperti tatap muka secara langsung terpaksa diubah menjadi pembelajarann secara daring atau jarak jauh.

Menurut Brown (2017), salah satu keuntungan melakukan pembelajaran jarak jauh yaitu siswa dapat belajar dari rumah kapan saja. Walau cenderung fleksibel, memenuhi kelas sesuai target dibutuhkan LMS dan strategi pengajaran yang tepat sasaran juga. Nabil Azar (2016) mendefinisikan LMS sebagai alat untuk memberikan kursus yang lebih efektif dan merupakan alat yang hebat untuk pembelajaran yang efisien dengan memanfaatkan internet tanpa mengabaikan pentingnya staf pengajar. Beberapa LMS yang dapat digunakan oleh para guru dan dosen seperti Google Classroom, Microsoft Teams, Moodle, dll. Sementara itu, untuk mengelola proses pembelajaran secara efektif menggunakan LMS, Liu (2020), dalam Buku berjudul “Facilitating Flexible Learning during Educational Disorders: China's Experience in Maintaining Learning Disorders in COVID-19 Plague” menjelaskan bahwa setidaknya ada empat kondisi dasar berikut yang harus dipertimbangkan: (a) Struktur LMS dan 'proses pengajaran' sangat berpasangan; (B) LMS menggabungkan layanan otomatis, seperti dasbor otomatis, yang dapat mengurangi beban kerja guru dan siswa; (c) Data pembelajaran yang dihasilkan dari siswa dan guru aman untuk melindungi privasi mereka; dan, (d) LMS harus dirancang dengan baik untuk memberikan pengalaman belajar mengajar yang ramah bagi siswa dan guru. Dengan begitu LMS yang digunakan para dosen harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh, ada sekitar 46 mahasiswa FKIP Uniska yang memberikan tanggapannya. Hasil kuesioner yang dibagikan lewat Google Form, menunjukan bahwa ada dua faktor utama yang mengakibatkan kurangnya optimalisasi penggunaan LMS dalam pembelajaran daring, seperti; Pertama, kurangnya pengetahuan mengoperasikan LMS. Faktanya, selama PJJ berlangsung, masih ada beberapa dosen yang belum mampu mengoperasikan LMS secara tepat, akibatnya pembelajaran terhambat bahkan kelas terkadang terabaikan. Kedua, adanya kesenjangan antara dosen yang mengampu mata kuliah eksak dan non-eksak. Pada mata kuliah eksak seperti statistik terapan, salah satu dosen lebih memilih mengoptimalkan whatsapp group sebagai ruang diskusi dan materi ajar diupload ke youtube channel resminya. Hal ini dilakukan karena sangat kecil kemungkinan untuk menggunakan LMS sebagai sarana belajar mahasiswa dalam bidang ilmu eksak. Sementara untuk mata kuliah non-eksak, sebagian besar menggunakan LMS namun tidak berjalan optimal akibat masalah teknis seperti mati lampu, kurangnya paket data internet bahkan gangguan Hp/Laptop seringkali terjadi.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa PJJ belum sepenuhnya sesuai target akibat kurangnya optimalisasi LMS selama proses belajar mengajar.

 

Sumber :

Huang, R.H., Liu, D.J., Tlili, A., Yang, J.F., Wang, H.H., et al. (2020). Handbook on Facilitating Flexible Learning During Educational Disruption: The Chinese Experience in Maintaining Undisrupted Learning in COVID-19 Outbreak. Beijing: Smart Learning Institute of Beijing Normal University.

SE Mendikbud: Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, diambil dari; https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pelaksanaan-kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-covid1

WHO Corona Virus Desease (COVID-19, diambil dari; https://covid19.who.int/

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon